Selasa, 12 Maret 2013

Ketakutan yang Membinasakan

    
     Seorang saudagar kaya memiliki seekor burung yang amat mahal. Saking mahalnya, burung tersebut tidak hanya mendapatkan sangkar yang terbaik, makanan yang terbaik tetapi juga dirawat dengan penuh kasih oleh tuannya. Setiap hari selesai tuannya bermain-main dengan burung yang mahal ini, burung ini akan dikembalikan ke dalam sangkarnya dan akan digantungkan sangkar ini di tempat yang tinggi.
     Pada suatu hari, saudagar yang kaya ini membawa pulang seekor kucing. Kucing ini sangat aktif bermain-main sehingga sangat menyenangkan bagi orang-orang yang melihatnya. Hari berganti-ganti hari dan keadaan rumah saudagar kaya ini tetap dalam suasana yang damai.
     Namun pada suatu malam ketika saudagar kaya ini dan seisi rumahnya tertidur, sesuatu yang tidak seperti biasanya mulai terjadi. Si kucing yang sangat aktif ini terlihat belum juga tertidur. Walaupun keadaan rumah sepi, si kucing ini aktif berlari ke sana ke mari dengan riangnya. Tiba-tiba matanya tertuju kepada seekor burung yang berada dalam sangkar yang tergantung pada langit-langit rumah. Si burungpun nampaknya sedari tadi memperhatikan kelakuan kucing tersebut dari atas.

  Si kucingpun mulai mengeluarkan suaranya "meong...meong...meong" sambil menggaruk-garuk lantai dengan cakarnya. Entah apa yang diucapkannya kucing tersebut, pikir si burung. Semakin lama si kucing mengeluarkan suaranya, si burungpun tetap saja diam, tidak bergeming. Melihat si burung tidak memberi respon balik, si kucingpun akhirnya melompat ke atas sebuah kursi. Si burungpun mulai cemas. Tidak hanya berhenti sampai di kursi saja, si kucingpun mulai naik ke atas meja. Kali ini si burung mulai khawatir dan mulai mengeluarkan suaranya sambil sesekali mengepakan sayapnya. Melihat aksi burung tersebut si kucingpun mulai semakin kencang mengeluarkan suaranya. Tidak jauh dari tempat si kucing, ada sebuah lemari yang diletakan di sudut tembok. Melihat itu, tanpa ragu si kucingpun mulai mengambil ancang-ancang untuk memanjat lemari yang cukup tinggi tersebut. Melihat aksi si kucing, si burungpun semakin keras berkicau dan semakin cepat mengepakan sayapnya terbang ke sana ke mari. Ketika si kucing terlihat mulai memanjat perlahan-lahan lemari tersebut, si burungpun lebih cepat lagi terbang ke sana ke mari di dalam sangkarnya sambil terus berkicau tanpa henti. Namun apa yang terjadi ketika si kucing telah berhasil sampai ke atas lemari, perlahan-lahan suara si burung mulai tidak terdengar. Karena jarak antara bagian atas lemari dan sangkar masih cukup jauh untuk digapai maka si kucingpun memutuskan untuk bermain-main diatas lemari sampai tertidur. Keesokan harinya ketika saudagar kaya ini bangun tampaklah burung kesayangannya ini telah mati.
  Terkadang kitapun berada dalam posisi yang sama seperti si burung yakni TERLALU CEPAT BERPRASANGKA BURUK. Si burung berpikir si kucing akan menyerangnya sehingga ia terus berusaha terbang ke sana ke mari menabrakkan diri ke setiap sudut sangkar dan akhirnya mati dalam ketakutannya sendiri. Padahal maksud si kucing mungkin hanya ingin mengajaknya bermain-main saja. 
   Jangan biarkan cengkraman KETAKUTAN membinasakan hidup kita. Waspada itu baik, namun berburuk sangka itu tidak baik. Berburuk sangka hanya akan mendatangkan ketakutan-ketakutan yang membawa kepada kebinasaan. KETAKUTAN terkadang MEMBUAT RUANG BERPIKIR KITA MENJADI SEMPIT sehingga kita tidak lagi melihat ada jarak yang jauh yang membentang antara lemari dan sangkar yang sedang melindungi kita. 
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar