Kamis, 21 Maret 2013

Tolong saya ingin berhenti merokok


    Terkadang capek banget rasanya harus mengingatkan orang-orang disekeliling saya untuk berhenti merokok. Rata-rata teman atau bahkan anggota keluarga besar saya sendiri yang berada dalam posisi perokok aktif akan menjawab saya "kita udah tahu kok bahayanya (sambil berpaling muka ke arah berlawanan)". Dan jika saya masih terus berbicara maka jurus kedua yang mereka keluarkan adalah "kalo ga merokok itu rasanya,, ada yang kurang (tetap dalam posisi muka berpaling dari saya)". Bingung juga saya, bukannya dengan membeli rokok sebenarnya banyak uang yang telah terbuang untuk meracuni diri sendiri (menurut saya). Hampir jenuh saya  untuk mengingatkan mereka. Sampai akhirnya saya mengambil kesimpulan, tidak ada orang yang tidak bisa berubah. Hari ini mungkin mereka masih merokok. Hari ini mungkin mereka masih bisa menjawab saya dengan jawaban-jawaban seperti diatas atau mungkin ada variasi jurus baru versi mereka :). Terserahlah apapun itu, saya tidak akan berhenti mengingatkan terus-menerus. Karena saya berkeyakinan kesadaran diri mereka muncul ketika ada orang yang tanpa lelah mengingatkan, setidaknya mungkin diawali dengan mereka jenuh mendengar kicauan saya dan akhirnya lama-kelamaan malu dan mulai mengurangi setiap batang rokok yang biasanya mereka hisap setiap hari sampai akhirnya berhenti (i wish). Lalu apa sih yang sebenarnya membuat orang begitu ketergantunga akan rokok? Yuk disimak pembahasan berikut ini:

   Nikotin merupakan zat kimia utama dalam rokok yang menyebabkan orang menderita ketergantungan rokok. Setelah menghisap rokok, kadar nikotin dalam darah meningkat tajam menjadi 1 liter dalam waktu l5 detik (waow). Bolus nikotin ini kemudian akan mengaktifkan suatu sistem yang disebut brain-reward system, dengan cara meningkatkan pelepasan dopamin. Nikotin dari rokok secara langsung merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi dopamin. Stimulasi reseptor asetilkolin inilah yang menyebabkan timbunan dopamin di pusat brain-reward system. Bingung ya?? Hehehe;


   Jadi Nikotin dari rokok secara langsung merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi dopamin. Stimulasi reseptor asetilkolin inilah yang menyebabkan timbunan dopamin di pusat brain-reward system. Aktivasi brain-reward system menimbulkan perasaan senang, seperti perasaan senang yang ditimbulkan oleh aktivitas seksual atau rasa kenyang setelah makan. Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf. Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman. 

Kadar puncak nikotin, aktivasi brain-reward system yang sementara, diikuti dengan turunnya kadar nikotin secara bertahap, sampai pada suatu titik withdrawal yang hanya dapat dihilangkan dengan menghisap rokok selanjutnya. Jadi, ketergantungan timbul dari hubungan temporal antara kebiasaan menghisap rokok dan input sensorik dengan stimulasi berulang dan hilangnya gejala withdrawal. Oleh karena itu, salah satu hambatan untuk seorang perokok berhenti merokok adalah terjadinya withdrawal symptoms atau gejala putus nikotin.
   Lalu gimana caranya berhenti merokok? Beberapa terapi yang berkembang dimasyarakat dengan berbagai metode misalnya melalui:

1. Hipnotis/Hipnoterapi, tujuannya untuk melemahkan keinginan untuk merokok dan memperkuat keinginan untuk berhenti merokok. Dalam Review pada Cochrane (nama situs jurnal kesehatan) dilaporkan hipnoterapi yang dilakukan selama 6 bulan menunjukan heterogenitas yang signifikan antara hasil penelitian individu dan efektifitas hipnoterapi. Dimana setiap pasien memberikan respon yang berbeda.

2. Akupuntur, digunakan untuk intervensi berhenti tembakau, dimana menggunakan jarum yang ditusukkan pada bagian telinga dengan jarum tekan atau menusuk. Dalam Review Cochrane yang dilakukan secara acak dengan membandingkan kelompok yang diintervensi dan yang tidak diintervensi maka diperoleh hasil, pasien yang diintervensi tidak menunjukan perbedaan yang signifikan dengan pasien yang tidak diberikan intervensi setelah di follow up setelah 12 minggu, 6 bulan dan 1 tahun setelah intervensi.

Terapi dengan menggunakan obat dapat dilakukan setelah pasien berkonsultasi dengan dokter. Berikut saya sajikan beberapa contoh terapi:
         1. Pengganti nikotin (NRT)
Indikasi yang paling umum digunakan untuk pengganti nikotin adalah bantuan dalam berhenti mendadak, tetapi menggunakan tambahan juga berlisensi di beberapa negara, seperti untuk: pengurangan bertahap untuk berhenti; pantang sementara, yaitu untuk jangka pendek pantang dimana merokok tidak diperbolehkan, dan pemeliharaan pengurangan.
Pertimbangkan tingkat ketergantungan nikotin ketika memilih NRT bagi mereka yang merokok sedikitnya 10 batang rokok sehari-hari adalah sebagai berikut :
a)    ketergantungan yang tinggi-bangun pada malam hari untuk merokok, atau merokok dalam 5 menit pertama setelah bangun, biasanya merokok lebih dari 30 rokok setiap hari.
b)  ketergantungan moderat-merokok dalam waktu 30 menit setelah bangun, biasanya merokok 20 sampai 30 batang rokok setiap hari
c)   ketergantungan rendah sampai sedang, tidak perlu untuk merokok dalam 30 menit pertama bangun, biasanya merokok 10 sampai 20 batang rokok setiap hari
d) ketergantungan sangat rendah, perlu untuk merokok pada jam pertama setelah bangun tidur, biasanya merokok kurang dari 10 rokok setiap hari.
NRT untuk berhenti merokok harus dimulai pada tanggal berhenti, tidak saat pasien masih merokok. NRT tersedia tanpa resep di Australia sebagai patch, inhaler, permen karet, permen dan tablet sublingual. Patch yang paling mudah untuk digunakan. Permen karet, inhaler dan lozanges karena memberikanpeningkatan lebih cepat dalam konsentrasi nikotin darah, dan dapat membantu untuk perokok yang ketergantungan.
Kontraindikasi NRT : penyakit jantung koroner atau penyakit pembuluh darah perifer serebrovaskular atau. Untuk pasien dengan infark miokard, aritmia berat, angina tidak stabil atau peristiwa serebrovaskular, dan kehamilan.
·      NRT patct
Pasien harus disarankan untuk berhenti merokok ketika menggunakan produk ini, karena ada peningkatan risiko efek samping (termasuk efek samping gastrointestinal, dan yang kardiovaskular seperti jantung berdebar dan nyeri dada).
Dosis ketergantungan merokok tingkat moderat- tinggi, nicotine 21 mg/24 jam sehari atau nicotine 15 mg patch/16 jam, setiap hari selama 12 minggu.
Dosis ketergantungan merokok tingkat rendah-moderat, nicotine 14 mg/24 jam sehari atau nicotine 10 mg/16 jam, setiap hari selama 12 minggu.
Nikotin patch biasanya tidak dianjurkan bagi mereka yang merokok kurang dari 10 batang sehari.
·      NRT gum
Dosis ketergantungan merokok tingkat moderat- tinggi: permen karet nikotin 4 mg, 6 sampai 10 buah dikunyah sehari-hari. Hindari penggunaan lebih dari satu potong/jam. Bertujuan untuk berhenti dalam waktu 12 minggu. Setelah 4 sampai 8 minggu dikurangi sampai 2 mg, pengguna harus secara bertahap mengurangi jumlah potongan dikunyah setiap hari sampai hanya 1 sampai 2 buah permen per hari diperlukan, pada saat itu mereka harus berhenti.
Dosis ketergantungan merokok tingkat rendah-moderat: permen karet nikotin 2 mg, 8 sampai 12 buah dikunyah sehari-hari. Pengguna harus secara bertahap mengurangi jumlah potongan dikunyah setiap hari sampai hanya 1 sampai 2 buah permen per hari diperlukan, pada saat itu mereka harus berhenti.
·      NRT
Tergantung pada tingkat individu yang ketergantungan nikotin, caranya dengan menggunakan 6 sampai 12 catrige / hari selama 12 minggu, kemudian diturunkan secara bertahap selama 6 sampai 8 minggu.


      2. Bupropion

Dosis :150 mg oral 1x sehari selama 3 hari, kemudian 150 mg 2 x sehari untuk 9 minggu selanjutnya. Obat ini dimulai ketika seseorang masih merokok, dan tanggal berhenti harus ditetapkan pada minggu kedua terapi (misalnya hari 8), hal Ini karena obat membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk mencapai steady state (kadar optimum) dicapai. Dosis yang lebih tinggi dari 300 mg sehari tidak dianjurkan karena resiko kejang.

3. Nortriptilin
Dosis: 25mg sekali sehari, dititrasi sampai 75 mg sekali sehari. Mulai mengambil nortriptyline 10-28 hari sebelum tanggal berhenti, dan melanjutkan pengobatan selama 12 minggu setelah berhenti.

4. Vareniclin
Dosis: 0,5 mg oral, setiap hari pada awalnya, dititrasi hingga 1 mg selama 12-jam. Dosis harus dititrasi perlahan-lahan sebagai berikut: hari 1 sampai 3: 0,5 mg sehari. hari ke-4 sampai hari ke-7: 0,5 mg dua kali sehari. hari ke-8 dan berkelanjutan: 1 mg dua kali sehari sampai 12 minggu. Pada orang dengan kliren kreatinin kurang dari 30 mL/menit, mulai dengan 0,5 mg setiap hari selama 3 hari, dan kemudian meningkat menjadin 1 mg per hari. Hindari menggunakan Varenicline pada pasien dengan stadium akhir penyakit ginjal. Pasien harus ditindaklanjuti 2 sampai 3 minggu setelah obat diberikan, untuk memantau kemajuan dan memberikan dukungan penghentian merokok tambahan. Berbeda dengan terapi pengganti nikotin(NRT), dimana merokok harus berhenti sebelum terapi dimulai NRT, dokter harus merujuk pada informasi produk individual untuk bimbingan pada saat harus berhenti merokok dengan terapi awal.

Menurut panduan Departemen Kesehatan AS, ada 5 kunci utama untuk berhenti merokok, yaitu :
       1. Siap dan niat untuk berhenti merokok
Saran pertama adalah tetapkan kapan akan berhenti merokok. Berikutnya, mengubah lingkungan sekitar. Jauhkan hal-hal yang berhubungan rokok, misalnya jauhkan asbak di rumah, mobil, atau di tempat kerja. Pelajari hal-hal yang membuat gagal atau berhasil berhenti merokok sebelumnya. Sekali meniatkan berhenti, jangan lagi merokok, bahkan hanya satu hisappun.

2.  Dukungan dari keluarga dan lingkungan
Sampaikan pada keluarga, teman, dan orang-orang terdekattentangkeinginan berhenti merokok, sampaikan bahwa kita membutuhkan dukungan mereka. Mintalah mereka untuk tidak merokok di dekat kita. Mencoba untuk bergabung pada kegiatan-kegiatan konseling tentang layanan berhenti merokok.

     3. Pelajari keterampilan baru atau kebiasaan baru
Usahakan untuk melawan keinginan merokok. Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dapat mengisi waktu luang, seperti dengan menyibukkan diri dengan tugas-tugas ataupun hal-hal postif lainnya. Jangan biarkan ada waktu kosong yang dapat memunculkan keinginan untuk merokok kembali. Mengubah kebiasaan, misalnya menggunakan rute yang lain ketika berangkat kuliah/ke kantor. Jika semula suka minum kopi, gantilah dengan teh. Kalau perlu, sarapan pagi di tempat yang berbeda, menu yang berbeda. Biasakan makan pagi, karena pada pagi hari merupakan awal dari aktifitas sehari-hari, sehingga memerlukan energi yang lebih besar. Makan 3 kali dalam sehari sangat bagus untuk kesehatan, agar kebutuhan energi selalu dapat terpenuhi. Lakukan sesuatu untuk mengurangi stress. Misalnya mandi air hangat, baca buku, main games, dan lain-lain. Rencanakanlah sesuatu yang menyenangkan tiap harinya. Minumlah banyak air putih atau minuman segar lainnya.

      4. Gunakan obat jika perlu, dan gunakan dengan benar.
Jika usaha-usaha non farmakologis (terapi tanpa obat) belum berhasil, mungkin diperlukan terapi berupa obat-obatan. Ada beberapa obat yang ditujukan untuk membantu berhenti merokok. Nikotin yang ada di dalam rokok dapat menyebabkan ketagihan, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang lama. Jika dilakukan penghentian secara mendadak, mungkin akan timbul gejala putus nikotin (withdrawal syndrome) yang mungkin juga membuat pasien menderita. Gejala putus nikotin antara lain jadi cemas, pusing, nggak bisa konsentrasi, insomnia, tekanan darah turun, dan lain-lain. Gejala ini mungkin tidak selalu dialami oleh semua orang yang berhenti merokok. Buat mereka yang merasa tidak tahan dengan gejala ini, barulah obat mungkin diperlukan. Obat-obat yang digunakan antara lain:
a) Yang pertama adalah bupropion. Obat ini tergolong suatu obat antidepresan (untuk mengatasi depresi) Obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali beberapa senyawa neurotransmitter (serotonin, nor-epinefrin, dan dopamine), sehingga akan mengurangi gejala-gejala putus nikotin. Obat ini harus digunakan berdasarkan resep dokter, dan nampaknya belum banyak di pakai di Indonesia.
b) Yang kedua adalah nikotin itu sendiri, dengan berbagai bentuknya, kecuali rokok. Di Amerika misalnya, nikotin tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, misalnya permen karet, inhaler, semprotan hidung, dan plester. Ada yang bisa dibeli bebas dan ada yang harus dengan resep dokter. Di Indonesia ada beberapa permen untuk perokok, mungkin bisa dicoba. Tujuannya adalah untuk mencegah putus nikotin. Obat atau permen nikotin ini tentunya sedikit demi sedikit perlu dikurangi penggunaannya, sehingga nanti akhirnya bisa lepas obat sama sekali.
c) Yang ketiga adalah vareniklin. Obat ini adalah obat relatif baru yang dirilis pada tahun 2006 dari Pfizer untuk membantu mengatasi putus nikotin. Obat ini bekerja pada reseptor yang sama dengan nikotin yaitu di reseptor asetilkolin nikotinik, sehingga bisa menggantikan nikotin untuk sementara. Obat ini harus diperoleh dengan resep dokter dan nampaknya belum banyak dipakai di Indonesia.
d) Namun, obat-obat di atas hanya bisa diperoleh dengan menggunakan resep dokter, karena tidak dijual bebas di pasaran.

    5.  Persiapkan diri jika kambuh atau situasi sulit
Sebagian besar kekambuhan untuk merokok terjadi pada 3 bulan pertama setelah berhenti merokok. Ada beberapa kendala yang dapat menyebabkankegagalandalam terapi berhenti merokok, antara lain:

  • Hindari mengkonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol hanya akan mengurangi kesempatan untuk berhasil berhenti merokok.
  • Jauhi perokok lain. Dekat dengan orang yang merokok bisa menyebabkan kita tergoda untuk kembali merokok, sehingga sebaiknya menjauhlah dari orang yang merokok.
  • Berhenti merokok dapat menambah berat badan. Beberapa perokok menjadi bertambah berat badannya setelah berhenti merokok. Bila terjadi hal seperti ini, maka dianjurkan untuk memakan makanan yang sehat dan memelihara aktivitas fisik. Jangan sampai penambahan berat badan menjadi alasan untuk merokok lagi.
  • Bad mood atau depresi. Kalau terjadi hal seperti ini, maka pasien dapat mencari aktivitas yang akan memperbaiki perasaan, tapi jangan kembali pada rokok.
Silahkah hubungi Dokter dan Apoteker di tempat teman-teman berdomisili untuk keterangan selanjutnya :)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar