Terkadang capek banget rasanya harus mengingatkan orang-orang
disekeliling saya untuk berhenti merokok. Rata-rata teman atau bahkan anggota
keluarga besar saya sendiri yang berada dalam posisi perokok aktif akan
menjawab saya "kita udah tahu kok bahayanya (sambil berpaling muka ke arah
berlawanan)". Dan jika saya masih terus berbicara maka jurus kedua yang
mereka keluarkan adalah "kalo ga merokok itu rasanya,, ada yang
kurang (tetap dalam posisi muka berpaling dari saya)". Bingung juga saya, bukannya dengan membeli rokok sebenarnya banyak
uang yang telah terbuang untuk meracuni
diri sendiri (menurut saya).
Hampir jenuh saya untuk mengingatkan mereka. Sampai akhirnya saya
mengambil kesimpulan, tidak ada orang yang tidak bisa berubah. Hari ini mungkin
mereka masih merokok. Hari ini mungkin mereka masih bisa menjawab saya dengan
jawaban-jawaban seperti diatas atau mungkin ada variasi jurus baru versi mereka
:). Terserahlah apapun itu, saya tidak akan berhenti mengingatkan terus-menerus.
Karena saya berkeyakinan kesadaran diri mereka muncul ketika ada orang yang
tanpa lelah mengingatkan, setidaknya mungkin diawali dengan mereka jenuh
mendengar kicauan saya dan akhirnya lama-kelamaan malu dan mulai mengurangi setiap
batang rokok yang biasanya mereka hisap setiap hari sampai akhirnya berhenti (i
wish). Lalu apa sih yang sebenarnya membuat orang begitu ketergantunga akan
rokok? Yuk disimak pembahasan berikut ini:
Nikotin merupakan zat kimia utama dalam rokok
yang menyebabkan orang menderita ketergantungan rokok. Setelah menghisap rokok,
kadar nikotin dalam darah meningkat tajam menjadi 1 liter dalam waktu l5 detik
(waow). Bolus nikotin ini kemudian akan mengaktifkan
suatu sistem yang disebut brain-reward
system, dengan cara meningkatkan pelepasan dopamin. Nikotin dari rokok
secara langsung merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi
dopamin. Stimulasi reseptor asetilkolin inilah yang menyebabkan timbunan
dopamin di pusat brain-reward system.
Bingung ya?? Hehehe;
Jadi Nikotin dari rokok
secara langsung merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi
dopamin. Stimulasi reseptor asetilkolin inilah yang menyebabkan timbunan
dopamin di pusat brain-reward system.
Aktivasi brain-reward system
menimbulkan perasaan senang, seperti perasaan senang yang ditimbulkan oleh
aktivitas seksual atau rasa kenyang setelah makan. Otak secara normal memiliki
substansi-substansi yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada
sel-sel saraf, dimana substansi-substansi tersebut bekerja dengan cara menempel
pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama
dengan substansi-substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel
pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf. Dengan menempelnya nikotin pada
reseptor, maka otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek
menenangkan dan merangsang organ-organ lain, yang memberikan efek menyenangkan
dari merokok. Namun, ketika nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak
secara bertahap mengurangi produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak
akan merasakan kebutuhan yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja
normal dan merasa nyaman.
Kadar puncak nikotin, aktivasi brain-reward system yang sementara,
diikuti dengan turunnya kadar nikotin secara bertahap, sampai pada suatu titik withdrawal yang hanya dapat dihilangkan
dengan menghisap rokok selanjutnya. Jadi, ketergantungan timbul dari hubungan
temporal antara kebiasaan menghisap rokok dan input sensorik dengan stimulasi
berulang dan hilangnya gejala withdrawal.
Oleh karena itu, salah satu hambatan untuk seorang perokok berhenti merokok
adalah terjadinya withdrawal symptoms atau gejala putus nikotin.
Lalu gimana caranya berhenti merokok? Beberapa terapi yang berkembang dimasyarakat dengan berbagai metode misalnya melalui:
1. Hipnotis/Hipnoterapi, tujuannya untuk melemahkan keinginan untuk merokok dan memperkuat keinginan untuk berhenti merokok. Dalam Review pada Cochrane (nama situs jurnal kesehatan) dilaporkan hipnoterapi yang dilakukan selama 6 bulan menunjukan heterogenitas yang signifikan antara hasil penelitian individu dan efektifitas hipnoterapi. Dimana setiap pasien memberikan respon yang berbeda.
2. Akupuntur, digunakan untuk intervensi berhenti tembakau, dimana menggunakan jarum yang ditusukkan pada bagian telinga dengan jarum tekan atau menusuk. Dalam Review Cochrane yang dilakukan secara acak dengan membandingkan kelompok yang diintervensi dan yang tidak diintervensi maka diperoleh hasil, pasien yang diintervensi tidak menunjukan perbedaan yang signifikan dengan pasien yang tidak diberikan intervensi setelah di follow up setelah 12 minggu, 6 bulan dan 1 tahun setelah intervensi.
Terapi dengan menggunakan obat dapat dilakukan setelah pasien berkonsultasi dengan dokter. Berikut saya sajikan beberapa contoh terapi:
1. Pengganti nikotin (NRT)
Indikasi yang paling umum digunakan untuk
pengganti nikotin adalah bantuan dalam berhenti mendadak, tetapi menggunakan
tambahan juga berlisensi di beberapa negara, seperti untuk: pengurangan
bertahap untuk berhenti; pantang sementara, yaitu
untuk jangka pendek pantang dimana merokok tidak diperbolehkan, dan
pemeliharaan pengurangan.
Pertimbangkan
tingkat ketergantungan nikotin ketika memilih NRT bagi mereka yang merokok
sedikitnya 10 batang rokok sehari-hari adalah sebagai berikut :
a)
ketergantungan yang tinggi-bangun pada malam hari untuk merokok, atau merokok dalam 5 menit pertama
setelah bangun, biasanya merokok lebih dari 30 rokok setiap hari.
b) ketergantungan
moderat-merokok dalam waktu 30 menit setelah bangun, biasanya merokok 20 sampai
30 batang rokok setiap hari
c) ketergantungan
rendah sampai sedang, tidak perlu untuk merokok dalam 30 menit pertama bangun,
biasanya merokok 10 sampai 20 batang rokok setiap hari
d) ketergantungan
sangat rendah, perlu untuk merokok pada jam pertama setelah bangun tidur,
biasanya merokok kurang dari 10 rokok setiap hari.
NRT untuk
berhenti merokok harus dimulai pada tanggal berhenti, tidak saat pasien masih
merokok. NRT tersedia tanpa resep di Australia sebagai patch, inhaler, permen
karet, permen dan tablet sublingual. Patch yang
paling mudah untuk digunakan. Permen karet, inhaler dan lozanges karena
memberikanpeningkatan lebih cepat dalam konsentrasi nikotin darah, dan dapat
membantu untuk perokok yang ketergantungan.
Kontraindikasi
NRT : penyakit jantung koroner atau penyakit pembuluh darah perifer
serebrovaskular atau. Untuk pasien dengan infark miokard, aritmia berat, angina
tidak stabil atau peristiwa serebrovaskular, dan kehamilan.
·
NRT patct
Pasien harus
disarankan untuk berhenti merokok ketika menggunakan produk ini, karena ada
peningkatan risiko efek samping (termasuk efek samping gastrointestinal, dan
yang kardiovaskular seperti jantung berdebar dan nyeri dada).
Dosis
ketergantungan merokok tingkat moderat- tinggi, nicotine
21 mg/24 jam sehari atau nicotine 15 mg patch/16 jam, setiap hari selama 12 minggu.
Dosis
ketergantungan merokok tingkat rendah-moderat, nicotine
14 mg/24 jam sehari atau nicotine 10 mg/16 jam, setiap hari selama 12 minggu.
Nikotin patch
biasanya tidak dianjurkan bagi mereka yang merokok kurang dari 10 batang sehari.
· NRT
gum
Dosis
ketergantungan merokok tingkat moderat- tinggi: permen karet nikotin 4 mg, 6
sampai 10 buah dikunyah sehari-hari. Hindari
penggunaan lebih dari satu potong/jam. Bertujuan untuk
berhenti dalam waktu 12 minggu. Setelah
4 sampai 8 minggu dikurangi sampai 2 mg, pengguna harus secara bertahap
mengurangi jumlah potongan dikunyah setiap hari sampai hanya 1 sampai 2 buah
permen per hari diperlukan, pada saat itu mereka harus berhenti.
Dosis
ketergantungan merokok tingkat rendah-moderat: permen karet nikotin 2 mg, 8 sampai
12 buah dikunyah sehari-hari. Pengguna harus secara bertahap mengurangi
jumlah potongan dikunyah setiap hari sampai hanya 1 sampai 2 buah permen per
hari diperlukan, pada saat itu mereka harus berhenti.
· NRT
Tergantung
pada tingkat individu yang ketergantungan nikotin, caranya dengan menggunakan 6
sampai 12 catrige / hari selama 12 minggu, kemudian diturunkan secara bertahap
selama 6 sampai 8 minggu.
2. Bupropion
Dosis
:150 mg oral 1x sehari selama 3 hari, kemudian 150 mg 2 x sehari untuk 9
minggu selanjutnya. Obat
ini dimulai ketika seseorang masih merokok, dan tanggal berhenti harus
ditetapkan pada minggu kedua terapi (misalnya hari 8), hal Ini karena obat membutuhkan
waktu sekitar seminggu untuk mencapai steady state (kadar optimum) dicapai. Dosis yang
lebih tinggi dari 300 mg sehari tidak dianjurkan karena resiko kejang.
3. Nortriptilin
Dosis: 25mg sekali sehari, dititrasi sampai 75 mg sekali sehari. Mulai mengambil
nortriptyline 10-28 hari sebelum tanggal berhenti, dan melanjutkan pengobatan
selama 12 minggu setelah berhenti.
4. Vareniclin
Dosis:
0,5 mg oral, setiap hari pada awalnya, dititrasi hingga 1 mg selama 12-jam. Dosis harus
dititrasi perlahan-lahan sebagai berikut: hari 1 sampai 3: 0,5 mg sehari. hari ke-4
sampai hari ke-7: 0,5 mg dua kali sehari. hari ke-8 dan berkelanjutan: 1 mg dua kali sehari
sampai 12 minggu. Pada
orang dengan kliren kreatinin kurang dari 30 mL/menit, mulai dengan 0,5 mg
setiap hari selama 3 hari, dan kemudian meningkat menjadin 1 mg per hari. Hindari
menggunakan Varenicline pada pasien dengan stadium akhir penyakit ginjal. Pasien
harus ditindaklanjuti 2 sampai 3 minggu setelah obat diberikan, untuk memantau
kemajuan dan memberikan dukungan penghentian merokok tambahan. Berbeda
dengan terapi pengganti nikotin(NRT), dimana merokok harus berhenti sebelum
terapi dimulai NRT, dokter harus merujuk pada informasi produk individual untuk
bimbingan pada saat harus berhenti merokok dengan terapi awal.
Menurut
panduan Departemen
Kesehatan AS, ada 5
kunci utama untuk berhenti merokok, yaitu :
1. Siap dan niat
untuk berhenti merokok
Saran pertama adalah tetapkan kapan akan
berhenti merokok. Berikutnya, mengubah lingkungan sekitar. Jauhkan hal-hal yang
berhubungan rokok, misalnya jauhkan asbak di rumah, mobil, atau di tempat
kerja. Pelajari hal-hal yang membuat gagal atau berhasil berhenti merokok
sebelumnya. Sekali meniatkan berhenti, jangan lagi merokok, bahkan hanya satu
hisappun.
2. Dukungan dari keluarga dan lingkungan
Sampaikan pada keluarga, teman, dan
orang-orang terdekattentangkeinginan berhenti merokok, sampaikan bahwa kita
membutuhkan dukungan mereka. Mintalah mereka untuk tidak merokok di dekat kita.
Mencoba untuk bergabung pada kegiatan-kegiatan konseling tentang layanan
berhenti merokok.
3. Pelajari keterampilan baru
atau kebiasaan baru
Usahakan untuk melawan keinginan merokok. Melakukan
kegiatan-kegiatan positif yang dapat mengisi waktu luang, seperti dengan
menyibukkan diri dengan tugas-tugas ataupun hal-hal postif lainnya. Jangan
biarkan ada waktu kosong yang dapat memunculkan keinginan untuk merokok
kembali. Mengubah kebiasaan, misalnya menggunakan rute yang lain ketika
berangkat kuliah/ke kantor. Jika semula suka minum kopi, gantilah dengan teh.
Kalau perlu, sarapan pagi di tempat yang berbeda, menu yang berbeda. Biasakan
makan pagi, karena pada pagi hari merupakan awal dari aktifitas sehari-hari,
sehingga memerlukan energi yang lebih besar. Makan 3 kali dalam sehari sangat
bagus untuk kesehatan, agar kebutuhan energi selalu dapat terpenuhi. Lakukan
sesuatu untuk mengurangi stress. Misalnya mandi air hangat, baca buku, main
games, dan lain-lain. Rencanakanlah sesuatu yang menyenangkan tiap harinya.
Minumlah banyak air putih atau minuman segar lainnya.
4. Gunakan obat jika perlu, dan gunakan dengan benar.
Jika usaha-usaha non farmakologis (terapi tanpa obat) belum berhasil,
mungkin diperlukan terapi berupa obat-obatan. Ada beberapa obat
yang ditujukan untuk membantu berhenti merokok. Nikotin yang ada di dalam rokok
dapat menyebabkan ketagihan, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang lama.
Jika dilakukan penghentian secara mendadak, mungkin akan timbul gejala putus
nikotin (withdrawal syndrome) yang mungkin juga membuat pasien
menderita. Gejala putus nikotin antara lain jadi cemas, pusing, nggak bisa
konsentrasi, insomnia, tekanan darah turun, dan lain-lain. Gejala ini mungkin
tidak selalu dialami oleh semua orang yang berhenti merokok. Buat mereka yang
merasa tidak tahan dengan gejala ini, barulah obat mungkin diperlukan. Obat-obat
yang digunakan antara lain:
a) Yang pertama adalah bupropion. Obat ini tergolong suatu obat antidepresan
(untuk mengatasi depresi) Obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali
beberapa senyawa neurotransmitter (serotonin, nor-epinefrin, dan dopamine),
sehingga akan mengurangi gejala-gejala putus nikotin. Obat ini harus digunakan
berdasarkan resep dokter, dan nampaknya belum banyak di pakai di Indonesia.
b) Yang kedua adalah nikotin itu sendiri, dengan berbagai bentuknya, kecuali rokok. Di
Amerika misalnya, nikotin tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, misalnya
permen karet, inhaler, semprotan hidung, dan plester. Ada yang bisa dibeli
bebas dan ada yang harus dengan resep dokter. Di Indonesia ada beberapa permen
untuk perokok, mungkin bisa dicoba. Tujuannya adalah untuk mencegah putus
nikotin. Obat atau permen nikotin ini tentunya sedikit demi sedikit perlu
dikurangi penggunaannya, sehingga nanti akhirnya bisa lepas obat sama sekali.
c) Yang ketiga
adalah vareniklin. Obat
ini adalah obat relatif baru yang dirilis pada tahun 2006 dari Pfizer untuk
membantu mengatasi putus nikotin. Obat ini bekerja pada reseptor yang sama
dengan nikotin yaitu di reseptor asetilkolin nikotinik, sehingga bisa
menggantikan nikotin untuk sementara. Obat ini harus diperoleh dengan resep
dokter dan nampaknya belum banyak dipakai di Indonesia.
d) Namun, obat-obat di atas hanya bisa diperoleh dengan
menggunakan resep dokter, karena tidak dijual bebas di pasaran.
4. Gunakan obat jika perlu, dan gunakan dengan benar.
a) Yang pertama adalah bupropion. Obat ini tergolong suatu obat antidepresan
(untuk mengatasi depresi) Obat ini bekerja dengan menghambat ambilan kembali
beberapa senyawa neurotransmitter (serotonin, nor-epinefrin, dan dopamine),
sehingga akan mengurangi gejala-gejala putus nikotin. Obat ini harus digunakan
berdasarkan resep dokter, dan nampaknya belum banyak di pakai di Indonesia.
c) Yang ketiga
adalah vareniklin. Obat
ini adalah obat relatif baru yang dirilis pada tahun 2006 dari Pfizer untuk
membantu mengatasi putus nikotin. Obat ini bekerja pada reseptor yang sama
dengan nikotin yaitu di reseptor asetilkolin nikotinik, sehingga bisa
menggantikan nikotin untuk sementara. Obat ini harus diperoleh dengan resep
dokter dan nampaknya belum banyak dipakai di Indonesia.
5. Persiapkan diri jika kambuh atau situasi sulit
Sebagian besar kekambuhan untuk merokok terjadi pada 3
bulan pertama setelah berhenti merokok. Ada beberapa kendala yang dapat
menyebabkankegagalandalam terapi berhenti merokok, antara lain:
- Hindari mengkonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol
hanya akan mengurangi kesempatan untuk berhasil berhenti merokok.
- Jauhi perokok lain. Dekat dengan orang yang
merokok bisa menyebabkan kita tergoda untuk kembali merokok,
sehingga sebaiknya menjauhlah dari orang yang merokok.
- Berhenti merokok dapat menambah berat badan.
Beberapa perokok menjadi bertambah berat badannya setelah berhenti
merokok. Bila terjadi hal seperti ini, maka
dianjurkan untuk memakan makanan yang sehat dan memelihara
aktivitas fisik. Jangan sampai penambahan berat badan menjadi alasan untuk
merokok lagi.
- Bad mood atau depresi. Kalau terjadi hal seperti ini, maka pasien dapat mencari aktivitas yang akan memperbaiki perasaan, tapi jangan kembali pada rokok.
Silahkah hubungi Dokter dan Apoteker di tempat teman-teman berdomisili untuk keterangan selanjutnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar