Minggu, 17 Maret 2013

Cintaku Padamu Bagaikan Garam

   
    Seorang raja yang sangat besar kekuasaannya merasa kelelahan memikirkan berbagai hal yang harus ia tangani dalam kerajaannya. Raja itu lalu meminta kepada ketiga orang putrinya untuk menghibur dan menentramkan hatinya. Setelah mereka bercakap-cakap sebentar, raja kemudian bertanya sampai dimana putri-putrinya itu mencintainya. Dua orang dari puterinya itu menjawab: "lebih dari pada emas dan perak di dunia ini". Raja amat senang dan terhibur oleh jawaban kedua putrinya itu. Kemudian raja bertanya kepada putrinya yang bungsu yang sedari tadi terlihat diam saja. Putri bungsu inipun menjawab: "aku mencintai ayah bagaikan garam".
Mendengar itu raja menjadi marah. Raja menganggap jawaban putri bungsunya ini sangat merendahkan dirinya. Tetapi koki raja yang kebetulan mendengar jawaban si putri bungsu tersebut mengetahui bahwa ada makna yang sangat spesial yang disampaikan oleh si putri bungsu ini.

    Keesokan harinya waktu akan menghidangkan makanan pagi bagi raja dan ketiga puterinya, si koki sengaja tidak menambahkan garam sama sekali pada masakan yang akan dihidangkan. Ketika tiba waktunya makan, raja dan ketiga putrinya sama sekali tidak dapat menikmati makanan yang dihidangkan karena semua makanan tersebut terasa hambar. Raja mulai marah dan ingin memanggil koki tersebut. Tetapi tiba-tiba raja  tersenyum dan menyadari arti perkataan putri bungsunya semalam "tanpa ayah hidupku terasa hambar. Ayahlah pemberi rasa dalam hidupku. Cinta ayah membuat hidupku terasa berguna".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar