Terkagum-kagum aku mendengar cerita adek kecilku. Jedi begitulah nama panggilan adekku. Saat itu dia baru duduk di kelas IV sekolah dasar. Dengan penuh antusias Jedi bercerita. Kira-kira seperti ini ceritanya:
"kak, tadi ada ujian matematika di sekolah. Ujiannya tiba-tiba dan Jedi belum belajar."
"Hahahaha"
"Loh kok Jedi ketawa?" tanyaku dengan wajah bingung.
"Tadi ujiannya lima nomor kak dan Jedi gak bisa jawab satupun. Jadi Jedi kumpulin aja kertas kosong" jawabnya polos.
Belum sempat aku menanggapi, Jedi melanjutkan ceritanya,
"tapi kakak jangan khawatir Jedi berhasil lolos. Soal yang untuk kelas Jedi ternyata tertukar sama anak kelas lain. Jadi ujian yang tadi batal. kita sekelas akan ujian ulang minggu depan kak. Semua itu gara-gara Jedi kak"
akupun tersenyum lega mendengar ceritanya. Belum sempat aku menanggapi, Jedi melanjutkan,
"kakak harus tahu itu semua terjadi karena Jedi belom belajar. karena Jedi belom belajar jadi Tuhan buat soalnya tertukar biar Jedi gak malu karena gak bisa jawab kak. Tuhan keren kan kak? Hahahaha"
"Hahahahhaha" aku tertawa membelai rambut adekku ini.
Begitulah Jedi yang selalu santai menanggapi apapun. Bahkan saat penerimaan rapot sekolah saat semua orang gelisah menunggu hasil, Jedi pasti berkata "tenang jangan khawatir, Jedi pasti lolos kak. Hahahaha"
Terkadang kita terlalu membebani pikiran kita dengan pikiran-pikiran yang sulit. Kita membiarkan diri kita di kendalikan oleh pikiran yang menakutkan maupun suara-suara dari sekitar kita. Akhirnya pikiran-pikiran itu tertanam dalam diri kita dan menjadi KENYATAAN. Kita lupa selalu ada "KECUALI" yang Tuhan sediakan untuk kita. Situasi yang ada di depan mata kita MUNGKIN seakan MUSTAHIL kita lalui. Kita mulai berpikir ini dan itu untuk keluar dari situasi yang mustahil itu. Kita mulai mencari cara untuk menyelamatkan diri kita. Tapi mari kita belajar dari Jedi kecil yang tetap jujur dan percaya bahwa Tuhan selalu menyediakan "KECUALI" untuk kita. Mungkin semua orang disekitar kita berkata "saya pernah mengalami ini selama bertahun-tahun dan nyatanya saya gak bisa keluar dari masalah ini dan akhirnya saya menyerah. Lihat keadaan saya seperti ini sekarang". Tidak masalah kita mendengar setiap perkataan orang lain sebagai pembelajaran tapi bukan untuk diIMANI seolah-olah kita akan mengalami hal yang serupa. Tidak masalah apapun keadaan yang dapat mata kita lihat dan telinga kita dengar. Selama kita memakai kacamata "KECUALI" maka perKECUALIan itu selalu tersedia HANYA UNTUK KITA YANG PERCAYA. Tetap jujur dan tetap percaya selalu ada "Kecuali" untuk setiap kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar